Selasa, 05 Juni 2018

Mushalla Nurul Hikmah

Musala atau Musholla adalah tempat atau rumah kecil menyerupai Masjid yang digunakan sebagai tempat mengaji, belajar ilmu agama bagi umat  islam di Jorong Kampuang Darek. Musala juga sering disebut dengan surau. Fungsi mushalla di Jorong Kampuang Darek menyerupai Masjid, namun ada beberapa hal yang membedakannya dengan masjid Nurul Huda, yaitu :
·         Tidak dapat dipergunakan untuk salat Jumat bagi kaum laki-laki
·         Kadangkala musala adalah milik anggota kaum salah satu suku
·         Mushalla di Jorong Kampuang Darek  Umumnya berukuran lebih kecil daripada masjid
Salah Satu Mushalla Bersejarah Di Jorong Kampuang Darek 
(Mushalla Nurul Hikmah Sebelum Renovasi) 

Bahkan bagi sebagian generasi di Jorong Kampuang Darek, mushalla sebagai salah satu tempat yang sangat berkesan di saat menuntut ilmu agama karena menyimpan banyak kenangan

Rabu, 23 September 2015

Dokumentasi Qurban di Idul Adha 1436 H

Pada hari ini, Kamis 24 September 2015 telah diselenggarakan ibadah sholat Idul Adha 1436 H di Masjid Nurul Huda Kampung Darek, alhamdulillah total infaq yang terkumpul dari jemaah shalat Idul Adha pada kesempatan kali ini adalah lebih kurang Rp. 9.200.000,- dan hewan Qurban pada tahun ini ada 3 Ekor Sapi yang merupakan Qurban atas nama:

Berikut ini dokumentasi suasana/ proses Penyemblihan hewan Qurban di Masjid Nurul Huda Kampung Darek.













Selasa, 28 Juli 2015

Ninik Mamak / Urang Tuo 7 Suku di Jorong Kampung Darek



Sebagaimana suku-suku lainnya di nusantara, Suku Minang juga terdiri atas banyak suku atau klan tapi menganut sistem matrilineal, yang artinya suku tersebut diwariskan menurut ibu. Di Minangkabau Suku tersebut lazim dikenal Pada awal pembentukan budaya Minangkabau oleh Datuk Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sebatang, hanya ada empat suku induk dari dua kelarasan. Suku-suku tersebut adalah:
Suku Koto
Suku Piliang
Suku Bodi
Suku Caniago

Sekarang suku-suku dalam Minangkabau berkembang terus dan sudah mencapai ratusan suku, yang terkadang sudah sulit untuk mencari hubungannya dengan suku induk.
Dari sekian banyak suku yang ada di minangkabau, di Nagari Tiku Selatan Khususnya di Jorong Kampuang Darek hanya terdapat atau 7 suku yang dominan yaitu :
          1. Suku Koto
Suku koto merupakan satu dari dua klan induk dalam suku Minangkabau. Suku minangkanbau memiliki dua klan (suku dalam bahasa orang minang) yaitu Klan/suku Koto Piliang dan Klan/suku Bodi Chaniago. Kaum suku koto adalah penduduk pertama di Jorong Kampuang Darek yang sudah memiliki +  7 keturunan dan mayoritas penduduk Warga Kampuang Darek bersuku koto.

 .       2. Suku Piliang
Suku Piliang adalah salah satu suku (marga) yang terdapat dalam kelompok suku Minangkabau. Suku ini merupakan salah satu suku induk yang berkerabat dengan suku Koto membentuk Adat Ketumanggungan yang juga terkenal dengan Lareh Koto Piliang.

3      3. Suku caniago
Suku Caniago adalah suku asal yang dibawa oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang yang merupakan salah satu induk suku di Minangkabau selain suku Piliang. Suku Caniago memiliki falsafah hidup demokratis, yaitu dengan menjunjung tinggi falsafah "bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakat. Nan bulek samo digolongkan, nan picak samo dilayangkan" artinya: "Bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat". Dengan demikian pada masyarakat suku caniago semua keputusan yang akan diambil untuk suatu kepentingan harus melalui suatu proses musyawarah untuk mufakat.
  
        4. Suku Tanjung
Suku Tanjung merupakan subsuku dari Suku Minangkabau yang tergolong banyak perkembangan populasinya. Suku ini tersebar hampir di seluruh wilayah Minangkabau dan perantauannya.

        5. Suku Sikumbang
Suku Sikumbang termasuk suku yang banyak berkembang diantara suku-suku Minangkabau. Warga suku ini menyebar di berbagai wilayah Minangkabau baik di luhak, rantau ataupun di perantauan.
  
        6. Suku Jambak
Suku Jambak adalah salah suku di Minangkabau yang bernaung di bawah Lareh Bodi Caniago.

         7. Suku Mandahiliang
Suku mandailiang adalah salah satu pecahan atau perkembangan dari suku induk yang ada di minangkabau.
Dari ketujuh suku yang ada di jorong kampuang darek tersebut, masing-masing suku mempunyai orang Tuo yang memimpin anggota suku/kaumnya dan sekaligus menjadi ninik mamak di Jorong Kampuang Darek, inilah daftar 7 orang tuo suku di Jorong Kampuang Darek :
No
Nama Suku
Nama Urang Tuo
1.
Urang Tuo Suku Koto
Rajudin (Enek)
2.
Urang Tuo Suku Piliang
Unnasri               
3.
Urang Tuo Suku Chaniago
Solman
4.
Urang Tuo Suku  Tanjung
Arman (Bujang)
5.
Urang Tuo Suku Sikumbang
Agustiar
6.
Urang Tuo Suku Jambak
Rostam Efendi
7.
Urang Tuo Suku Mandahiling
Effendi
 
 Demikianlah gambaran ninik mamak atau pemimpin suku yang ada Jorong Kampuang Darek, dan semoga bisa memimpin sanak/kemanakan dan anggota kaum kearah yang lebih baik.
Tarimo kasih,,,
Wassalam,,

Imam, Khatib, Garin dan Bilal di Jorong Kampuang Darek


Pada awal tahun 2018, telah diadakan  Musyawarah Banagari Jorong  Kampung  Darek di Masjid Nurul Huda Jorong Kampung Darek yang dihadiri  oleh Wali Jorong Kampung  Darek, Urang Tuo tujuah Suku, Imam Khatib, Ninik mamak, Tokoh masyarakat, Bundo kanduang, Pemuda dan Masyarakat Jorong Kampung  Darek, dan dari musyawarah tersebut  telah disepakati beberapa hal, yaitu
1.       Imam Bakhri / Tendek sebagai  Imam
2.       Khatib  M. Yurdan  Sebagai Khatib
3.       Labai Muamad  Sebagai  Labai
4.       Garin Bustami  Sebagai Garin
5.       Bila  Enek  Sebagai Bilal
6.       Bila Hendri Sebagai Bilal

Itulah daftar imam khatib atau pemimpin keagamaan di Jorong Kampuang Darek, semoga dapat menjalankan tugas dan fungsi nya di Jorong Kampuang Darek, Amin ,,,

Kamis, 16 Juli 2015

Ucapan Di Hari Idul Fitri yang dibiasakan Sahabat RasuluLLah Saw


Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya ketika saling berjumpa di hari Ied mereka mengucapkan: Taqabbalallahu Minna Wa Minka (Semoga Allah menerima amal ibadah saya dan amal ibadah Anda)(HR Imam Ahmad dalam Al Mughni (3/294)

Senin, 13 Juli 2015

Menteri Agama Mungkinkan IDUL FITRI serentak di Indonesia 17 Juli 2015

Menag Lukman mendasari kemungkinan 1 Syawal 1436 H jatuh pada 17 Juli 2015 pada perhitungan bulan sudah berada pada posisi lebih dari 2 derajat pada 16 Juli 2015 petang.
Dream -repost- Kampung Darek - Pemerintah belum dapat memastikan kapan 1 Syawal 1436 Hijriah akan jatuh. Hal ini masih dalam pengamatan tim hisab rukyat.
Tetapi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memprediksi kemungkinan 1 Syawal akan jatuh di hari yang sama, yaitu Jumat, 17 Juli 2015. Ini berarti perayaan Idul Fitri kemungkinan akan bersamaan.
"Pada 16 Juli, bulan sesungguhnya telah memasuki ketinggian di atas 2 derajat. Artinya, secara imkanur rukyah, bulan muda sesungguhnya bisa terlihat," ujar Lukman di Jakarta, Sabtu, 11 Juli 2015.
Meski demikian, Lukman belum berani menyatakan hal itu sebagai kepastian. Dia mengatakan penetapan masih harus menunggu hasil pengamatan tim hisab rukyat dalam memantau hilal.
"Nanti tergantung para pengamat yang mengamati hilal," katanya.
Dia menambahkan, jika pengamat belum bisa melihat hilal karena kondisi alam semisal mendung, atau tertutup awan maka akan ada pembicaraan lebih lanjut pada sidang isbat pada 16 Juli 2015.
"Kita lihat seperti apa nanti," kata dia.
***
artikel 3 hari yg lalu dream.co.id

Sabtu, 11 Juli 2015

CARA MENGHITUNG ZAKAT FITRAH

Cara Menghitung Zakat Fitrah





Zakat Fitrah = 2.5 Kg Beras x Jumlah Jiwa

Contoh Perhitungan :
Bapak Mahmud sebagai kepala keluarga mempunyai seorang istri, 3 orang anak. Makanan pokok sehari-hari mereka adalah beras seharga Rp 11000/kg. Zakat fitrah yang harus dibayar oleh Bapak Mahmud adalah sebagai berikut:
Jumlah anggota keluarga = 5 Orang
Harga beras per Kg = Rp 11.000
Besarnya zakat fitrah = 2,5 Kg x 5 Orang x Rp 11.000
= Rp 137.500,- atau 12,5 Kg beras

***

berdasarkan hasil pengecekan harga di pasar Rengat (riau) bulan Juli 2015 oleh KEMENAG Riau
adalah sebagai berikut,
beras Ramos Rp12.000 per kilogram diuangkan menjadi Rp30.000,
beras Solok dan Anak Daro Rp11.000 per kilogram diuangkan menjadi Rp27.500,