Senin, 12 April 2021

Waktu Imsak mundur 8 Menit, Warga diminta untuk tidak bingung

 J


akarta, CNN Indonesia -- 

Jadwal Imsakiyah dan salat subuh yang sudah ditetapkan oleh Pengurus Pusat Muhammadiyah mundur 8 menit lebih lama ketimbang yang ditetapkan pemerintah. Masyarakat pun diimbau tak bingung lantaran itu merupakan perbedaan pendapat yang wajar dalam keagamaan. 

CNNIndonesia.com membandingkan jadwal imsak resmi 1 Ramadan 1442 H yang sudah dikeluarkan pemerintah melalui Kementerian Agama untuk wilayah Jakarta menunjukkan pukul 04.28 WIB.

Sementara itu, jadwal imsakiyah resmi versi Muhammadiyah di wilayah yang sama jatuh pada pukul 04.36 WIB atau mundur 8 menit.

Tak hanya itu, perbedaan keduanya juga terjadi pada waktu awal salat Subuh. Versi jadwal Subuh untuk wilayah DKI Jakarta pada 1 Ramadan dari Kemenag jatuh pada pukul 04.38 WIB. Sementara versi Muhammadiyah di wilayah yang sama jatuh pada 04.46 WIB.

Meski demikian, jadwal berbuka puasa versi pemerintah dan Muhammadiyah hanya beda tipis.

Jadwal berbuka puasa versi pemerintah pada 1 Ramadan di wilayah DKI Jakarta jatuh pada pukul 17.56 WIB. Sementara versi Muhamadiyah di wilayah yang sama pukul 17.55 WIB.

Untuk jadwal berbuka puasa versi pemerintah dan Muhammadiyah pada 2 Ramadan di wilayah DKI Jakarta juga sama-sama di pukul 17.55 WIB.

Keputusan itu pada intinya adalah mengoreksi waktu salat subuh untuk negara Indonesia mundur rata-rata 8 menit.Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad mengatakan perbedaan waktu imsak dan salat subuh tersebut tak lepas dari keputusan Muhammadiyah tentang Tanfidz Keputusan Musyawarah Nasional XXXI Tarjih Muhammadiyah.

"Betul kami sudah menerapkan tanfidz Munas Tarjih subuh diundur 8 menit," kata Dadang kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/4).

Koreksi waktu subuh tersebut tak lepas dari kajian dan keputusan yang dikeluarkan oleh Majelis Tarjih Muhammadiyah pada Desember 2020 lalu.

Sebagai ilustrasi, apabila waktu Subuh di Indonesia Bagian Barat (WIB) menunjukkan pukul 03.50 WIB, maka awal waktu subuh versi Muhammadiyah akan mundur 8 menit menjadi 03.58 WIB.Majelis Tarjih Muhammadiyah mengatakan perubahan posisi semula matahari di ketinggian minus 20 derajat menjadi minus 18. Hal itu yang menyebabkan waktu subuh di Indonesia mundur menjadi 8 menit.

Melihat hal itu, waktu imsak dan subuh versi Muhammadiyah tahun ini kemungkinan mengalami perbedaan. Terlebih, jadwal imsak yang dihisab lembaga lain yang masih mematok awal waktu subuh dalam ketinggian minus 20 derajat.

Terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah Abu Rochmad menyebut perbedaan jadwal imsakiyah dan subuh itu terkait perbedaan hasil kajian hisab.


Menurutnya, hasil hisab PP Muhammadiyah menunjukkan bahwa tinggi matahari -18 derajat. Sementara, kajian Badan Hisab Rukyat (BHR) Kementerian Agama dan Lajnah Falakiyyah PBNU menunjukkan tinggi matahari -20 derajat.

Kendati demikian, Abu Rochmad mengimbau masyarakat tidak bingung dalam menghadapi perbedaan jadwal imsakiyah pada bulan Ramadhan itu. Menurutnya, itu merupakan ikhtilaf atau perbedaan pendapat dalam fiqih yang wajar.

"Penanda waktu imsak, baik berupa sirine maupun suara bilal, dari masjid-masjid sekitar berpotensi membuat umat Islam sedikit ragu-ragu. Sebab, sementara masjid sebelah akan mengumandangkan adzan subuh, sedang masjid lainnya baru membunyikan sirine imsak. Dengan kata lain, sebagian umat Islam sudah masuk waktu imsak, umat yang lain masih menikmati makan sahur," tuturnya, dikutip dari Antara.

"Kami juga mengimbau umat Islam untuk tidak bingung dan resah serta tetap menjaga kesejukan dan ukhuwah Islamiyah dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan tahun 2021 M," lanjut Abu.

(rzr/arh)

Minggu, 02 Agustus 2020

PENYELENGGARAAN IBADAH QURBAN 1441 H


kampungdarek.com - Bertempat di Masjid Nurul Huda Kampung Darek Nagari Tiku Selatan, Kec. Tanjung Mutiara, Kab.Agam, Sumatera Barat.

Telah dilaksanakan Penyelenggaraan Ibadah Qurban 1441 H, Penyembelihan Hewan Qurban sebanyak 6 Ekor Sapi, 3 ekor dari Qurban Pribadi dan 3 Ekor lagi dari Qurban Kelompok Masjid Nurul Huda Kampung Darek.

Penyelenggaraan Qurban tahun ini berjalan dengan Baik, adanya Kepanitian Qurban 2020 yang di Pimpin langsung oleh Ketua Pemuda Kampung Darek Tiku.

Prosesi Pemotongan hewan qurban dilakukan oleh Imam Khatib setempat, Pembagian Daging dan Pembungkusan, hingga Pendistribusian Daging Qurban berdasarkan Kupon Yang Disebar Berjalan dengan Baik dan Lancar dilakukan oleh Panitia dan relawan Qurban lainnya.

Penyelenggaraan yang dimulai pada 1 Agustus 2020 pukul 8 Pagi itu berjalan dengan baik hingga selesai pada pukul lebih kurang pukul 14:05 Wib.

Dalam Penyelenggaraan Tahun ini memang berbeda dari tahun tahun sebelumnya karena memang Pengurus terasa ada peningkatan antusias masyarakat yang ikut berqurban serta penyelenggaraan pemotongan dan pendistribusian qurban yang tersistematis.

Terimakasih Banyak seluruh Kepanitian Qurban 2020, Peserta Qurban  yang diberkahi Allah  Swt, Serta Masyarakat yang ikut memeriahkan Ibadah Qurban, Banya harapan ibadah qurban tahun depan juga semakin lebih baik.(B-O-G)

 FOTO & VIDEO IBADAH QURBAN

Jumat, 24 Juli 2020

Persiapan Pelaksanaan Ibadah Qurban 1441 H



Hari Raya Idul Adha 1441  Hjatuh pada tanggal 31 Juli 2020 bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1441 H. Seperti biasanya Masyarakat khususnya umat Islam antusias dan menyambut nya dengan penuh bahagia serta penghayatan dari Ibadah Qurban tersebut. Oleh karena itu selepas jumat tadi siang 24 Juli 2020, diadakan rapat di Masjid Nurul Huda Kampung Darek.

Rapat di buka oleh Wali Jorong Kampung Darek, Seusai shalat jumat Pukul 13:15, bertempat di Masjid Nurul Huda Kampung Darek.

Dihadiri Oleh Wali Jorong, Imam Khatib, Urang Tuo 7 Suku, Ketua Pemuda, Pengurus Masjid dan beberapa tokoh Masyarakat lainnya.

Hasil kesepakatan Rapat Pada Siang tersebut adalah:
1. Membentuk Panitia  Qurban 1441 H
2. Panitia 12 Orang bertugas untuk semua Proses Qurban dari awal hingga selesai Pembagian Daging Qurban. Selain Panitia yang ditunjuk tidak dibenarkan terlibat.
3. Untuk Pemotongan Hewan Qurban di gawai oleh Imam Khatib Masjid.
4. Membuat Seragam Khusus Panitia Qurban.

Rapat ditutup oleh Wali Jorong pada pukul 14:07 Wib.
Informasi sementara, Insha Allah akan ada 6 ekor Hewan Qurban  pada Masjid Nurul Huda Jorong Kampung Darek.

Demkianlah yang dapat kami informasikan kepada keluarga di kampung maupun di Perantuan.

Terimakasih telah berkunjung di web Jorong kampungdarek.com

Kamis, 16 Juli 2020

Pesta Budaya Tabuik di Pariaman Ditiadakan

Walikota Pariaman Genius Umar bersama KAN Pasa dan KAN V Kota Air Pampan diskusi usai rapat penundaan Tabuik tahun 2020 di Ruangan Walikota Pariaman, Kamis (16/7). Foto: Yuhendra. 
Kerapatan Adat Nagari (KAN) Pasa dan V Koto Air Pampan telah sepakat untuk tahun 2020 ini pesta budaya tabuik Pariaman ditiadakan. Karena, untuk antisipasi penyebaran Covid-19 saat pesta budaya yang dilaksanakan setiap bulan muharram itu.

"Kami baru saja melaksanakan rapat KAN Pasa dan V Koto Air Pampan tentang Tabuik tahun 2020 ini, dari hasil rapat itu dapat kesepakatan Tabuik tahun ini ditunda hingga tahun depan," kata Ketua KAN Pasa, Firman Zuhri Darab usai rapat di Balaikota Pariaman, Kamis (16/7).

Ia mengatakan, penundaan itu berdasarkan kondisi saat ini wabah covid-19 masih sangat mengkawatirkan. Karena, saat prosesi Tabuik dilaksanakan biasanya ratusan ribu orang akan datang ke Pariaman walaupun itu tidak diundang.

"Kita tahu kalau saat Tabuik itu akan mengundang orang banyak, datang dari berbagai daerah. Untuk menghindari penularan covid-19 kami sepakat ditunda saja tahun depan," katanya Firman.

Kesekapatan itu telah dibicarakan bersama dengan KAN, Tuo Tabuik berserta Pemerintahan Kota Pariaman, dimana kegiatan ini merupakan agenda rutin yang diselengarakan mulai dari tanggal 1 Muharram hingga 10 Muharram.

Pesta budaya anak nagari Pariaman itu, selain acara puncak juga ada beberapa kegiatan budaya-budaya lainya. Kegiatan ini bahkan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan ke Pariaman.

Sementara itu, Walikota Pariaman Genius Umar menyambut baik keputusan dua KAN tersebut. Karena pada dasarnya, Pesta Budaya Tabuik ini merupakan agenda dari masyarakat tersebut, yang disokong oleh pemerintahan Kota Pariaman.

"Kami atas nama pemerintah menyambut baik atas keputusan tokoh masyarakat kita, karena melihat kondisi pandemi covid-19 masih belum kondusif, mereka sepakat menunda Tabuik Tahun ini," kata Walikota.

Ia menyampaikan, jika tabuik dipaksakan dilaksanakan tahun ini. Takutnya Kota Pariaman yang saat ini sudah dinyatakan zona hijau bisa terdampak lagi oleh Covid-19 ini. Mengingat begitu banyaknya orang yang datang ke Pariaman saat perhelatan itu.

"Jangan sampai nanti setelah tabuik ini Kota Pariaman menjadi sumber pertumbuhan covid-19 baru," katanya.

Walaupun Tabuik tahun ini tidak diselengarankan, Pemerintahan Kota Pariaman akan tetap mengelar FGD guna melaksanakan evaluasi dan persiapan pelaksanaan tabuik tahun 2021 mendatang.

"Dengan demikian, jika wabah Covid-19 ini telah hilang maka tahun 2021 nanti kita akan gelar tabuik dengan sangat meriah," katanya. (harianhaluan.com)

Rabu, 24 Juni 2020

Bahaya Komunisme Dan Kapitalisme

BAHAYA KOMUNISME DAN KAPITALISME


KHUTBAH PERTAMA


إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
 وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
 اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،
 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ،
 اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى :

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi kaum yang yakin? (TQS al-Maidah [5]: 50).

Alhamdulillah, kita masih dipertemukan oleh Allah di hari mulia, hari Jumat. Di tempat yang dimuliakan, masjid. Bersama orang-orang yang insyaallah dimuliakan, orang-orang bertakwa. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Pertama dan paling utama, mari tingkatkan takwa kita kepada Allah. Taati perintah-Nya dan jauhi larangan-Nya. Ingatlah, ketakwaan menentukan derajat dan kedudukan kita di hadapan Allah.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Hari-hari ini isu komunisme kembali mencuat. Jadi pembicaraan banyak orang. Bagi kita kaum Muslim, kedudukan komunisme sudah sangat jelas. Haram. Komunisme adalah ideologi yang bertentangan dengan Islam. Mereka tak mengakui adanya Tuhan.  Ini bisa dilihat dari pernyataan pencetus Marxisme Karl Marx bahwa hanya orang-orang irasional (tak berakal) yang mempercayai adanya Tuhan.
Pernyataan itu jelas bertentangan dengan kenyataan. Bagaimana kerumitan dan kompleksnya alam semesta, manusia dan kehidupan,  yang tak mungkin ada tanpa ada yang menciptakan. Dialah Allah SWT (Lihat: QS al-Insan [76]: 2; QS al-Mu’minun [23]: 14).
Komunis juga sangat berbahaya karena dalam pandangan mereka perubahan masyarakat harus dilakukan dengan kekerasan.  Inilah mengapa senantiasa ada banjir darah. Lenin membantai 500 ribu rakyat Rusia sepanjang 1917-1923. Stalin membantai 46 juta rakyat Rusia, termasuk di dalamnya 6 juta petani “kulak” sepanjang 1925-1953.  Mao Tsetung menjagal 50 juta penduduk RRC dalam kurun 1947-1976. Pol Pot membunuh 2,5 juta rakyat Kamboja. Dan banyak lagi lainnya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Selama ini kita hanya memandang komunisme yang berbahaya. Yang lain tidak. Padahal, ada satu lagi ideologi yang sama bahayanya dengan komunisme, yakni kapitalisme-sekularisme. Faktanya, pada hari ini justru hampir seluruh negeri Muslim di dunia, termasuk negeri ini, menerapkan ideologi dan sistem kapitalisme-sekularisme.
Padahal kapitalisme-sekularisme juga bertentangan dengan ajaran Islam. Di mana pertentangannya?
Ideologi tersebut mengharuskan pemisahan agama dari kehidupan dan negara (fashl ad-din ‘an al-hayah wa ad-dawlah). Ideologi kapitalisme menolak syariah Islam dijadikan undang-undang dalam kehidupan. Padahal Allah SWT telah berfirman:
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi kaum yang yakin? (TQS al-Maidah [5]: 50).

Dalam Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir antara lain dinyatakan: ”Berhukum pada selain hukum Allah berarti beralih pada hukum selain-Nya, seperti pada pendapat, hawa nafsu dan konsep-konsep yang disusun oleh para tokoh tanpa bersandar pada syariah Allah. Ini sebagaimana yang dilakukan oleh masyarakat Jahiliah.” (Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir, 1/525).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Bahaya lain dari ideologi Sekularisme-kapitalisme adalah memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada manusia: kebebasan beragama, kebebasan kepribadian/perilaku, kebebasan kepemilikan dan kebebasan berpendapat. Payungnya hukum HAM dan demokrasi.
Dengan kebebasan beragama, orang bebas untuk berganti-ganti agama, tidak beragama bahkan membuat agama sendiri.
Kebebasan berpendapat melahirkan berbagai opini tanpa nilai baik buruk, termasuk menista agama.
Kebebasan perilaku telah merusak tatanan sosial masyarakat. Zina merajalela. LGBT dibiarkan. Sementara pornografi jadi tontonan yang dilegalkan atas nama seni.
Kebebasan kepemilikan yang dibawa Kapitalisme pun terbukti telah merusak perekonomian masyarakat.  Dalam Global Wealth Report 2018 yang dirilis Credit Suisse dilaporkan bahwa 1% orang terkaya di Indonesia menguasai 46,6% total kekayaan penduduk dewasa dan 10% orang terkaya menguasai 75,3% total kekayaan penduduk. Artinya, pembangunan yang dilakukan Pemerintah selama ini hanya dinikmati oleh sebagian orang-orang tajir di negeri ini.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Lalu apakah kita masih nyaman hidup dalam alam kapitalisme-sekulerisme seperti sekarang? Tidak. Sebab, Allah tak ridha.
Allah hanya ridha manakala kita hidup dalam Islam. Firman-Nya:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagi kalian dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama kalian (TQS al-Maidah [5]: 3).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini; “Ini merupakan nikmat Allah yang paling besar kepada umat ini karena Allah telah menyempurnakan bagi mereka agama mereka. Mereka tidak memerlukan lagi agama yang lain.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/22).

Inilah sistem hakiki kita kaum Muslim. Bukan komunisme atau pun kapitalisme-sekelarisme. Yakinlah, hanya dengan Islam kita akan mendapatkan kejayaan. Sebab, syariah Islam melindungi akidah, akal, darah dan jiwa, kelahiran dan keturunan, harta, kehormatan, keamanan dan negara.
Dan, sistem pemerintahan Islam juga amat jelas dan memiliki contoh terbaik, yaitu Rasulullah SAW yang pernah memimpin Daulah Islam di Madinah dan Khulafaur-Rasyidin  yang memimpin Kekhilafahan Islam setelah beliau wafat. Nabi SAW bersabda:
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
Wajib kalian berpegang dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin al-Mahdiyyin. Berpegang teguhlah kalian padanya dan gigitlah ia dengan geraham-geraham kalian (HR Abu Dawud).

Maka, mari kembali kepada Islam. Tinggalkan ide-ide komunisme dan kapitalisme-sekularisme. Kalau bukan kita yang menegakkan agama ini, siapa lagi?
[]

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِن الآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم



Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
 عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Selasa, 23 Juni 2020

Cerita Nenek, Cucu dan Daun Kelapa

Ilustrasi
Kok, anak bertanya terus, sih?
Mereka tengah berusaha memahami dunia yang cukup mengherankan di mata mereka, jelas Carol Faulkner, Ph.D., psikolog anak di Bradley Hospital di Providence, AS. “Anak kecil itu tak ubahnya orang dewasa di negara asing,” katanya. “Mereka punya berbagai pengalaman dan sensasi baru setiap hari. Terkadang menyenangkan, tapi kadang juga membingungkan.”
Pertanyaan yang terus-menerus mengalir menunjukkan bahwa anak Anda tengah berkembang. Jenis pertanyaan-pertanyaan yang kemungkinan ia ajukan juga berhubungan dengan usianya, salah satunya juga terlihat pada pembicaraan humor, lucu sekaligus menggelikan berikut ini, ini adalah pembicaraan antara Si Nenek dan Cucunya tentang Daun Kelapa yang digunakan untuk membuat ketupat, berikut petikan pembicaraan mereka:

Cucu: "Hai Nek..., Nenek lagi apa tuh?"
Nenek: "Nenek lagi nyari daun kelapa nih.."
Cucu: "Untuk apa daun kelapa Nek?"
Nenek: "Untuk dibuat ketupat, Sayang.."
Cucu: "Trus ketupat untuk apa Nek?"
Nenek: "Untuk dimakan nanti"
Cucu: "Ooh nanti. Kalo sekarang nenek lagi apa?"
Nenek: "Ngambil daun kelapa. Hih!"
Cucu: "Untuk apa?"
Nenek: "Untuk dibuat ketupat. Udah nenek bilang kan tadi?"
Cucu: "Ketupat itu untuk apa nek?"
Nenek: "Ya untuk dimakanlah. Masa untuk keramas."
Cucu: "Ohh gitu ya, Nek."
Nenek: "Iya. Sudah pergi main sana. Jangan ganggu nenek."
Cucu: "Kenapa?"
Nenek :"Nenek lagi sibuk."
Cucu: "Sibuk ngapain sih Nek?"
Nenek: "Nyari daun kelapa. Kan udah
dibilang tadiiiii....."
Cucu: "Daun kelapa untuk apa?"
Nenek: "Untuk buat KETUPAAAAT!!!"
Cucu: "Nenek bicara sama siapa?"
Nenek:"Sama kamu lah!!"
Cucu: "Kenapa teriak teriak? Saya kan di dekat nenek."
Nenek: "Karena kamu gak paham-paham. Nggak lihat apa nenek lagi kerja?"
Cucu: "Ooh. Kerja apa Nek?"
Nenek: "Arrrrrghhhhhhhh!!! NYARI DAUN KELAPAAAA!"
Cucu: "Daun kelapa untuk apa?"
Nenek: "Ya Alloohh... cucu aku Ini. Untuk dimakan!"
Cucu: "Kan ada beras di rumah. Kenapa nenek mau makan daun kelapa?"
Nenek: "Cucu nenek yang paling ganteng... Sebelum nenek dapet stroke, sebaiknya kamu pergi sana, biarkan nenek bekerja. Jangan ganggu yaaaaaaa...?"
Cucu: "Kok dapet stroke?! Jadi sebenarnya nenek nyari daun kelapa atau nyari stroke?
Stroke itu apa sih Nek? Apa dia hijau juga kayak daun kelapa?"
Nenek: AduhHHH..), aku stress! Aku stress stress stress!!
Cucu: "Kalo cari daun kelapa bikin stress, kenapa nenek masih nyari juga?
Nenek: "CUKUP!!! JANGAN TANYA LAGI..!! BAGUS KAU PULANG KE RUMAH SEKARANG!!!!>: CEPAT!!
Cucu: "Iya, Nek .Nenek nggak ikut pulang?"
Nenek: "Enggak! Nenek lagi kerja!"
Cucu: "Kerja apa Nek ?"
Nenek: "Cari daun kelapaaaaaaaa.....!" Dan si nenek pun terkulai tak sadarkan diri.
***
Pembaca yang budiman, saya berharap anda juga bersabar membaca tulisan ini, hehehe
#copas_anonymous

Rabu, 03 Juni 2020

Naskah Khutbah Jumat 5 Juni 2020




SYARIAH MEMELIHARA
AGAMA NYAWA, DAN HARTA


KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
 وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
 اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،
 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ،
 اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى :
(مِنۡ أَجۡلِ ذَ ٰ⁠لِكَ كَتَبۡنَا عَلَىٰ بَنِیۤ إِسۡرَ ٰ⁠ۤءِیلَ أَنَّهُۥ مَن قَتَلَ نَفۡسَۢا بِغَیۡرِ نَفۡسٍ أَوۡ فَسَادࣲ فِی ٱلۡأَرۡضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِیعࣰا وَمَنۡ أَحۡیَاهَا فَكَأَنَّمَاۤ أَحۡیَا ٱلنَّاسَ جَمِیعࣰاۚ وَلَقَدۡ جَاۤءَتۡهُمۡ رُسُلُنَا بِٱلۡبَیِّنَـٰتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِیرࣰا مِّنۡهُم بَعۡدَ ذَ ٰ⁠لِكَ فِی ٱلۡأَرۡضِ لَمُسۡرِفُونَ)
[Surat Al-Ma'idah 32]

Alhamdulillah, kita masih dipertemukan oleh Allah di hari mulia ini, hari Jumat. Di tempat yang dimuliakan oleh Allah yakni di masjid. Bersama dengan orang-orang yang insyallah juga ditinggikan derajatnya di sisi Allah, yakni orang-orang yang bertakwa.

Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurah limpahkan kepada junjungan alam, Nabi Besar Muhammad SAW, bersama keluarga, sahabat, dan umatnya.

Marilah jaga ketakwaan kita dan terus berusaha meningkatkannya. Hanya dengan takwa itulah, segala kesempitan akan menemukan jalan keluar.  Semua masalah bisa diuraikan. Ketakwaan akan menjadi jalan Allah menolong hamba-Nya.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Ujian belum juga pergi dari muka bumi. Pandemi corona masih melingkupi kehidupan kita.  Tanda-tanda wabah ini berkurang, belum kelihatan. Yang tampak justru masih terus bertambah. 
Anehnya, dalam situasi seperti itu keselamatan jiwa seolah dinomorduakan. Yang diutamakan justru kehidupan ekonomi.  Memulihkan ekonomi negara. Semua dipaksa menerima keadaan pandemi dengan istilah new normal. Ini semua terjadi karena cara pandang kapitalisme, yang mementingkan aspek ekonomi,  terutama kepentingan segelintir orang kaya pemilik modal/pengusaha. 

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah, 

Dalam Islam, keselamatan nyawa manusia harus didahulukan daripada aspek yang lain, termasuk ekonomi.  Makanya, Islam pun punya solusi mengatasi pandemi. Bahkan, dengan syariah Islam, wabah akan lebih mudah diatasi dan dikendalikan. Tanpa mengganggu syiar Islam dan ibadah kaum Muslim. Nyawa manusia bisa terselamatkan. Ekonomi juga tetap bisa berjalan.
Bagaimana caranya? Karantina segera, bila ada wabah. Tak boleh ditunda-tunda. Rasul SAW bersabda:
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
Jika kalian mendengar wabah di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Jika terjadi wabah di tempat kalian berada, janganlah kalian keluar dari wilayah itu (HR al-Bukhari).

Tindakan isolasi/karantina atas wilayah yang terkena wabah tentu dimaksudkan agar wabah tidak meluas ke daerah lain. Karena itu suplay berbagai kebutuhan untuk daerah itu tetap harus dijamin. Ini hanyalah masalah manajemen dan teknis. Relatif mudah diatasi. Apalagi dengan teknologi modern saat ini. 

Tindakan cepat isolasi/karantina cukup dilakukan di daerah terjangkit saja. Daerah lain yang tidak terjangkit bisa tetap berjalan normal dan tetap produktif. Daerah-daerah produktif itu bisa menopang daerah yang terjangkit baik dalam pemenuhan kebutuhan maupun penanggulangan wabah. Dengan begitu perekonomian secara keseluruhan tidak terdampak.

Secara simultan, di daerah terjangkit wabah diterapkan aturan berdasarkan sabda Rasul saw.:
«لاَ تُورِدُوا الْمُمْرِضَ عَلَى الْمُصِحِّ
Janganlah kalian mencampurkan orang yang sakit dengan yang sehat (HR al-Bukhari).

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Untuk menerapkan petunjuk Rasul SAW itu harus dilakukan dua hal: pertama, jaga jarak antar orang. Kedua, harus diketahui siapa yang sakit dan siapa yang sehat. 

Jaga jarak dilakukan dengan physical distancing seperti yang diterapkan oleh Amru bin ‘Ash dalam menghadapi wabah Tha’un  Umwas di Palestina kala itu dan berhasil.

Adapun untuk mengetahui siapa yang sakit dan yang sehat harus dilakukan 3T (test, treatment, tracing). Kecepatan dalam melakukan 3T itu menjadi kunci. Harus dilakukan tes yang akurat secara cepat, masif dan luas. Lalu dilakukan tracing kontak orang yang positif dan dilakukan penanganan lebih lanjut. Mereka yang positif dirawat secara gratis ditanggung negara. Tentu semua itu disertai dengan langkah-langkah dan protokol kesehatan lainnya yang diperlukan.
Langkah ini bisa memisahkan orang yang sakit dan yang sehat. Mereka yang sehat tetap bisa menjalankan aktivitas kesehariannya. Mereka tetap dapat beribadah dan meramaikan masjid. Mereka juga tetap menjalankan aktivitas ekonomi dan tetap produktif. Dengan begitu daerah yang terjangkit wabah tetap produktif sekalipun menurun.

Dengan prosedur sesuai petunjuk syariah itu, nyawa dan kesehatan rakyat tetap bisa dijaga. Agama dan harta (ekonomi) juga tetap terpelihara. Kebijakan seperti itulah yang semestinya diambil dan dijalankan sekarang ini. Apalagi penerapan syariah Islam memang bertujuan untuk memelihara agama, nyawa dan harta manusia.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Tujuan memelihara agama antara lain diwujudkan dengan menjamin syiar-syiar Islam, pelaksanaan ibadah (termasuk shalat berjamaah di masjid), dsb. Islam menilai upaya melarang atau menghalangi syiar Islam dan pelaksanaan ibadah tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariah sebagai dosa besar. 

Penerapan syariah Islam juga bertujuan untuk memelihara nyawa manusia. Dalam Islam, nyawa seseorang—apalagi nyawa banyak orang—benar-benar dimuliakan dan dijunjung tinggi. Menghilangkan satu nyawa manusia disamakan dengan membunuh seluruh manusia (Lihat: QS al-Maidah [5]: 32). Nabi SAW juga bersabda:
«لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ»
Sungguh lenyapnya dunia ini lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang Muslim (HR an-Nasai, at-Tirmidzi dan al-Baihaqi).

Perlindungan dan pemeliharaan syariah Islam atas nyawa manusia diwujudkan melalui berbagai hukum. Di antaranya melalui pengharaman segala hal yang membahayakan  dan mengancam jiwa manusia. Nabi SAW bersabda:
لاَ ضَرَرَ وَ لاَ ضِرَارَ 
Tidak boleh (haram) membahayakan diri sendiri maupun orang lain (HR Ibn Majah dan Ahmad).

Maka, sekali lagi inilah sistem Islam. Sistem warisan Nabi yang luar biasa memiliki solusi.



[]
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِن الآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم


Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
 عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ